Dulu, ketika syariat Islam masih diterapkan dalam negara, kaum muslimin banyak melakukan futuhat (pembebasan) ke negeri-negeri di luar jazirah Arab hingga luas wilayah kaum muslimin hampir melingkupi benua Asia, Eropa dan Afrika.
Nggak jarang kota-kota yang berhasil dibuka oleh kaum muslimin tersebut merupakan kota-kota penting dan strategis baik secara geografis maupun ekonomis. Dari sekian banyak kota yang ada di dunia, kota yang paling mengusik hati kaum muslimin untuk membebaskannya adalah dua kota yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw. Yep, dua kota itu adalah Konstantinopel dan Roma. Abdullah bin Amr bin al-Ash menuturkan bahwa ketika sedang menulis di sekitar Rasulullah Saw, beliau ditanya, “Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Rumiyah?” Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu” yaitu Konstantinopel (HR Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim).
Rasulullah Saw juga bersabda “Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan (oleh kaum muslimin). Sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin penaklukan tersebut dan sebaik-baik prajurit adalah prajurit yang ikut dalam penakulukan tersebut. “(HR Ahmad) Konstantinopel adalah ibukota kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium yang didirikan pada tahun 330 Masehi.
Konstantinopel didirikan diatas kota yang sudah ada sebelumnya, yang juga bernama Bizantium, sebuah koloni Yunani yang telah berdiri sejak 600 tahun sebelum Masehi. Kota ini merupakan kota terbesar dan termegah di Eropa pada abad pertengahan. Salah satu sebabnya adalah posisinya yang sangat strategis pada jalur perdagangan dan pelayaran di Laut Tengah. Konstantinopel juga merupakan pintu gerbang antara benua Eropa dan Asia, serta menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Mediterania. Saking pentingnya kota tersebut, Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis yang dianggap jenius dalam politik dan militer berkata “Seandainya dunia ini sebuah negara, maka ibukotanya adalah Konstantinopel!”
Nggak heran banyak pihak yang ingin menguasai Konstantinopel. Tapi setiap ada yang menjajal pertahanan kota ini, hampir semuanya gagal total. Ini karena Konstantinopel mempunyai pertahanan sempurna yang sangat kuat dan sulit dijebol. Sisi barat kota dilindungi benteng super tebal sementara sisi utara, timur dan selatan dikelilingi tebing dan lautan. Dari sekian banyak yang mencoba merebut konstantinopel selama ribuan tahun, hanya tiga saja yang berhasil, yaitu Pasukan Salib IV pada tahun 1204, Michael VIII yang merebut Konstantinopel dari pasukan salib IV pada 1261, dan terakhir oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih pada tahun 1453.
Sultan Al-Fatihlah pemimpin terbaik yang dimaksud dalam hadits Nabi. Sedangkan yang dimaksud Rumiyah, dalam kitab Mu'jam al-Buldan, sebuah ensiklopedi geografis karya Yaqut Al-Hamawi, adalah kota Roma, yang sekarang merupakan ibukota Italia. Kota Roma telah berdiri selama 2800 tahun dan merupakan salah satu kota tertua di dunia.
Berawal dari pemukiman kecil, Roma berkembang menjadi pusat peradaban yang menguasai wilayah mediterania selama ratusan tahun. Sejak tahun 44 SM, Roma merupakan ibukota kekaisaran Romawi. Walaupun kekaisaran itu runtuh pada 476 M, tapi pengaruhnya di Eropa masih terasa hingga sekarang. Roma kemudian menjadi pusat gereja katolik sedunia, di dalam kota ini juga terdapat Vatikan, sebuah negara-kota independen tempat Paus (kepala gereja katolik) berada.
Walaupun dua kota ini gemerlap dengan kemewahan, bukan hal itu yang menjadi motivasi kaum muslimin untuk menaklukkannya. Pendobrak semangat hanyalah bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah Saw. Menjadi orang yang mewujudkan bisyarah tersebut merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Dengan dijanjikannya Konstantinopel dan Roma, seolah-olah Rasulullah mengajarkan umatnya untuk berani bermimpi besar, membebaskan kota yang paling sulit ditaklukkan, ibukota dari negara superpower saat itu. Kalau dua kota ini kaum muslimin bisa menaklukkannya, apalagi kota yang lain? [Ihsan]
Futuhat bukan penjajahan
Penaklukan sebuah kota dalam sejarah Islam lebih dikenal dengan futuhat, yang berarti pembukaan atau pembebasan. Yep, ini Pkarena tujuan Islam bukan untuk merampok dan menjajah setiap kota yang ditaklukkan, tapi untuk membebaskan penduduknya dari belenggu kekufuran menuju keadilan Islam. Ini bukan sekedar teori lho, melainkan syariat yang benar-benar dijalankan.
George Sphrantzes, sejarawan Bizantium yang merupakan saksi mata pembebasan Konstantinopel menuliskan kebijakan Sultan Al-Fatih yang menjamin kebebasan seluruh penduduk Konstantinopel, dan semuanya diperlakukan seperti sediakala, seolah tak ada yang berubah. Ketakutan penduduk yang bersembunyi pun sirna sudah, dan mereka keluar dari persembunyiannya dengan sukacita dan riang gembira. Cieh.
Wajar penduduk Konstantinopel ketakutan, sebab, 200 tahun sebelumnya ketika pasukan salib IV mendobrak benteng Konstantinopel, mereka melakukan pembantaian besar-besaran terhadap penduduk kota yang dikenal dengan “Massacre of the Latins”. Sekitar 60 ribu orang dibantai termasuk wanita dan anak-anak, bahkan pasien yang terbaring di rumah sakit pun tak diberi ampun. Peristiwa berdarah itu dikenal dengan “The Sack of Constantinople”. [Ihsan]
Sumber: http://www.drise-online.com/2017/10/most-wanted-city.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar