Rasulullah saw. ditanya, “Sahabat mana yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang jika engkau ingatkan, ia membantumu. Jika engkau lupa, ia mengingatkanmu.” [HR. Al-Bayan lil-Jahid]
Hidup dan kehidupan ini sangatlah fasih memberikan manusia ragam persoalan. Persoalan yang tak hanya sarat dengan kesukaran dan kesempitan hidup, melainkan dengan segala sesuatu yang berwujud kesenangan, karena tak sedikit pula persoalan yang ditimbulkan darinya. Dibutuhkan tempat berdiskusi atau lawan bicara, team atau kawan searoma, bagi semua manusia bernyawa yang menampung banyak cerita. Mulai dari yang bikin manyun sampe nyengir, dari yang bikin termehek-mehek sampe jingkrak-jingkrak.
Semuanya terlalu seru untuk disimpan sendiri? Full Curahan Hati Entah gimana asal usul kata curhat nongol dan dikenal seantero bumi, kalau mau ngerti apa definisi curhat, terus terang tepatnya D'Rise juga nggak tau. Tapi terlepas dari definisi, cuhat itu sebenarnya secara sadar or tidak, selalu dilakukan oleh manusia. Sebagai contoh, kita bisa lihat betapa serunya motivator berbicara. Melakukan provokasi terhadap jiwa-jiwa yang layu, atau membeberkan sejuta jutsu (jurus) penangkal kelemahan. D'Rise pikir itu bagian dari curhat juga. Ia berbicara karena memiliki pengalaman hidup, memantau tiap-tiap kejadian, hingga pemaparannya begitu mendalam dan menohok para pendengar. Ia curhat dengan sebuah kemasan.
Dan tak hanya sampai disitu, ada solusi yang dibawa yang bisa dipelajari oleh semua orang yang mengamatinya. Jelas ini curhat (curahan hati/gambaran hati/transparansi pemikiran). Ini curhat yang sehat yang bisa kita tiru dan aplikasikan. Kita bisa jadi motivator bagi orang lain yang membutuhkan, sekaligus diri sendiri. Lalu bagaimana jika melihat fenomena anak muda yang begitu ramainya jika mengobrol soal cinta? Atau persahabatan? Atau hasil ulangan yang buruk? Mengenai kekesalannya dengan orangtua, kegalauan akan rezeqi dlsb? Ya itu pun curhat. Karena curhat kalo dilihat secara literal adalah bercerita.
Mentransfer berbagai rasa dan pikiran yang melanda, kepada orang yang sudah kita anggap dekat, penting, dan kita percayai. Namun, sangat perlu untuk kita renungkan bersama. Yakni, kita sebagai akhwat; akhwat shalehah yang memajukan akal demi meraih cinta ALLAH, harus benar-benar teliti memperhatikan aktivitas yang satu ini. Sebab, salah-salah, jika kita tak pandai/mampu menempatkannya dengan baik (tidak proporsional, mengobral, jatuh pada ghibah dlsb), kita bisa susah sendiri.
Untuk itulah D'Rise ingin mengajak D'Riser untuk bisa 3 merujuk formula C(Cara Curhat Ciamik) di bawah ini, agar curhat yang kita lakukan bukanlah curhat sampah! Yang isinya hanya keluhan melemahkan dan dilakukan pada objek yang salah. Ingat, kita ini akhwat mulia. Jadi curhat juga kudu sehat!
1. Curhat harus kita filter. Ini murni bicara tentang konten. Bahan obrolan apa yang kira-kira pas dan perlu untuk diobrolin. Kalau sekiranya kita yakin hal tersebut hanya perlu jadi konsumsi sendiri, sebaiknya nggak usah dicurhatin, karena ini bisa banyak menguras energi sehingga produktivitas kita bisa terganggu.
2. Perhatikan lawan curhat. Teori bisa saja benar dan dibenarkan oleh kita: Kita harus hanya curhat pada orang-orang yang berhak saja seperti, kepada sahabat dekat sesama akhwat, Sensei (tentor mengaji), dan orang-orang yang semahram. Namun ya namanya manusia, kadang bisa keseleo juga. Awalnya ngobrol sama ikhwan mengenai mu'amalah, lama-lama jadi melebar kemana-mana. Hati-hati! Kalau teringat, langsung istighfar dan berubahlah! Jalin komunikasi dan kedekatan pada kawan sesama akhwat yang shalehah/memiliki keilmuan yang baik. Mereka adalah lawan bicara yang tepat Insyaa ALLAH untuk kita.
3. Gunakan curhat hanya untuk keperluan mencari solusi. Ini penting untuk kita semua perhatikan. Karena kebayang, jika waktu hanya digunakan untuk ngobrolin soal perasaan, lebih baik dialokasikan untuk berdakwah atau menghasilkan sebuah karya. Ini jauh lebih baik. Hitung-hitung, dengan begini kita bisa belajar jadi lebih dewasa dan melatih diri untuk bisa lebih serius menjalani hidup.
4. Sharing boleh, asal… Tau batesan! Lihat situasi-kondisi, teliti dengan media yang digunakan, dan tidak mengumbar aib. Jadikan sharing sebagai ajang tukar pikiran, lahan dakwah, silaturahmi, tempat mencari 'ilmu, yang dengannya kita bisa mendulang kebaikan. Bukan dhoror! Maka itu, hati-hati dengan obrolan. Pembicaraan yang terlalu cair, kadangkala melenakan.
5. Menulislah. Nah, curhat yang sifatnya prinsipil, lebih baik kamu tuangkan dalam bentuk tulisan baik itu diary atau pun artikel yang mencerahkan. Ini bisa melatih proses berpikir kita juga lho untuk bisa lebih kreatif dan cemerlang. Kadang hal-hal baru bisa kita temukan saat kita menulis. Nggak percaya? Cobalah!
6. Menangislah dalam do'a. ALLAH adalah sebaik-baik tempat curhat. Kita bebas bercerita apa saja, mau yang sifatnya nggak penting sekali pun ALLAH selalu denger. Apalagi pengalaman nih. Kalau habis curhat ke ALLAH, biasanya seseorang itu punya energi baru lho! Hontoo ni!
7. Be a good listener. Tak selamanya kita mulu yang butuh curhat. Kadang sahabat kita juga butuh diperhatiin. Jika kita jadi tempat curhat, itu artinya orang percaya dengan kita. Jadilah pendengar yang baik saat sahabat bercerita. Yakinkan dia bahwa kita selalu ada buat dia untuk mendengarkan dan membantu, plus menghadirkan jalan keluar bagi dia jika dirinya membutuhkan. Sinergi. Penuh berkah! Ya pokonya untuk curhat ini, jangan sampe lebay deh. Ada banyak hal yang harus kita lakukan. Musuh Islam ajah nggak pernah berhenti mengupayakan untuk Islam nggak tegak lagi. Jadi kita juga jangan mau kalah! Curhat sehat ala akhwat? Siapa takooot! Hmm! [Hikari]
Sumber: http://www.drise-online.com/2017/10/curhat-sehat-ala-ahwat.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar