Peradaban kufur memang banyak menghasilkan orang-orang yang bejatnya amit-amit jabang baby. Tujuan hidup mereka hanya untuk mengejar kesenangan duniawi dan memenuhi hawa nafsu mereka yang tak ada habisnya. Bahkan demi memenuhi hasrat mereka terhadap kenikmatan dunia, mereka nggak peduli lagi dengan norma-norma dan moralitas yang mereka anggap sebagai penghalang bagi kebebasan mereka. Peradaban barat menyebut mereka sebagai libertine atau rakehell atau rake.
Seorang rake seringkali menghamili wanita muda sebelum meninggalkannya, hingga menyebabkan wanita itu hancur secara sosial ataupun bangkrut finansial. Paham libertinisme berkembang pesat di Eropa sejak abad 17 hingga abad 19 masehi, terutama di Perancis dan Inggris. Libertinisme bisa disamakan dengan hedonisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sebisa mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kenikmatan fisik yang bisa dirasakan panca indra. Makanya kesenangan yang mereka kejar tak pernah jauh dari berzina, berjudi, mabok-mabokan dan bertindak semaunya.
Salah seorang dari libertine yang sangat terkenal adalah Giacomo Casanova, si ladykiller alias penakluk wanita. Saking hebatnya reputasi Casanova dalam merayu wanita, namanya disinonimkan dengan womanizer atau playboy. Giacomo Girolamo Casanova de Seingalt brojol di Venesia pada 2 April 1725 dan mati pada 9 Juni 1798. Selama 73 hidupnya, Casanova telah berzina dengan lebih dari 100 wanita, mulai dari wanita bangsawan, aktris, penari, anak petani, sepupu pendeta, pembokat, budak belian, wadam, 5 bersaudari termasuk ibunya, biarawati mesum dan bahkan dengan anak haramnya sendiri, total 132 orang perempuan bahkan mungkin lebih. Gila!
Sebetulnya, selain keahlian Casanova sendiri dalam merayu wanita sampai klepek-klepek, moral kebanyakan wanita eropa memang sudah bejat, yang tak segan-segan bezina walaupun sudah menikah. Casanova sendiri melepaskan keperjakaannya pertama kali karena diajak oleh 2 orang bersaudari muda dari kalangan bangsawan Venesia ketika berumur 16 tahun. Skandalnya yang paling terkenal adalah hubungan gelapnya dengan seorang wanita bangsawan bernama Donna Lucrezia, sampai melahirkan seorang anak perempuan bernama Leonilda.
Enam belas tahun kemudian, Casanova berzina dengan anak perempuannya sendiri itu hingga Leonilda melahirkan anak. Geblek banget. Bagi para pemuja kesenangan dunia, Casanova bagaikan pahlawan, dan nggak sedikit yang “meneladani” tingkah bejatnya. Bahkan ia dinobatkan sebagai “the greatest lover”, pecinta paling hebat, karena diklaim nggak pernah menyakiti dan selalu menyenangkan wanita yang jadi pasangannya. Padahal, sebenarnya ia nggak lebih dari sekedar sexual predator, pemangsa wanita yang memperlakukan wanita bagai sandal. Seolah wanita itu hanya sekedar barang yang bisa dicicip dan dipake, lantas dibuang kalau sudah bosan.
Inilah produk dari peradaban kufur yang menghinakan perempuan, dan membuat perempuan oke-oke saja menghinakan dirinya sendiri. Hih, najis deh. Casanova pun di masa tuanya hidup dalam kemiskinan, bekerja sebagai pustakawan rendahan pada Count Joseph Karl von Waldstein di kastil Dux, Bohemia. Tapi hampir semua penghuni kastil membenci Casanova, satu-satunya temannya hanya seekor anjing. Hampir saja Casanova bunuh diri karena stress, tapi ia urungkan dan memilih untuk menuliskan pengalaman hidupnya, sebagai cara agar dirinya bisa tetap “waras”. Otobiografinya yang berjudul Histoire de ma vie dianggap sebagai sumber paling otentik mengenai kehidupan sosial bangsa Eropa di abad 18, yang sarat dengan kebejatan dan kemaksiatan.[ihsan]
ISLAM MELINDUNGI KEHORMATAN
Lain dengan peradaban kufur, peradaban Islam sangat menghargai dan menghormati kaum wanita. Gustav Le Bonn Ldalam bukunya, La Civilasation des Arabes, menulis, “Dari orang-orang Arablah (Muslim) penduduk Eropa mengadopsi sifat menghormati wanita, sebagaimana dari orang-orang Arab pula mereka mempelajari kecakapan memacu kuda.” Le Bonn juga menambahkan, kepentingan wanita dalam kemajuan peradaban kaum Muslimin dilihat dengan mengetahui jumlah kaum wanitanya yang terkenal dengan keluasan ilmu dan pengetahuannya.
Cendekiawan Barat lainnya, Van Kreimer menulis dalam bukunya bahwa orang-orang Arab Cordovalah yang mencontohkan kepada Eropa betapa kaum pria menghormati kaum wanita. Dari orang Arablah orang Eropa belajar dan mengetahui cara menghormati kaum wanita. Hal ini karena sejak diturunkan, ajaran Islam sangat memuliakan dan melindungi kehormatan perempuan. Jika peradaban kufur menganggap perempuan sekedar pajangan dan mainan yang dinilai hanya dari kecantikan fisiknya, Islam justru memanusiakan perempuan. [ihsan]
Sumber: http://www.drise-online.com/2017/10/lelaki-paling-bejad.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar