Smart Parents pernah menemukan kesulitan anak untuk membaca, menulis, mengeja atau berbicara? Bisa saja hal ini terjadi bukan karena anak malas belajar, tetapi anak mengalami disleksia. Disleksia merupakan salah satu jenis penyakit mental pada anak-anak, atau kerap juga dikenal dengan gangguan belajar. Anak disleksia akan mengalami kesulitan dalam proses memahami sesuatu dari segi visual atau juga suara. Nah, untuk mengetahui cara menangani anak disleksia, mari ketahui ciri-ciri disleksia pada anak usia sekolah dan cara tepat yang harus dilakukan orang tua berikut ini.
Ilustrasi anak disleksia (Sumber: helpisherefordyslexics.com) |
Ciri-ciri Disleksia pada Anak Usia Sekolah
Ada beberapa ciri-ciri disleksia yang bisa Smart Parents perhatikan pada anak usia sekolah untuk mengetahui apakah anak mengalami disleksia atau tidak. Berikut tanda-tanda yang terlihat:
- Mengalami kesulitan untuk mengingat nomor yang lebih dari satu angka
- Anak kesulitan membaca, mengeja, atau menulis dibandingkan dengan anak seusianya
- Bingung dengan konsep waktu dan mengingat urutan, misalnya urutan hari atau bulan
- Sulit mengikuti arah, misalnya kanan ataupun kiri
- Kesulitan dalam mempelajari bahasa asing
- Anak lambat dalam menulis, tulisan acak-acakan atau penulisan huruf dan angka terbalik. Misalnya antara huruf b dan d, p dan q, atau w dan m
- Tidak mengalami kesulitan bicara, namun sulit untuk menemukan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan orang lain dan salah memilih terminologi atau pengungkapan kata yang tepat
- Saat diberi tugas atau instruksi anak cenderung lambat untuk memprosesnya (slow processing speed)
- Sulit membedakan huruf atau kata
- Sulit konsentrasi dan menjadi hiperaktif
Apa yang harus orang tua lakukan?
1. Cepat tanggap dan peka
Peka terhadap kondisi anak (Sumber: tribunnews.com |
Orang tua harus peka akan kondisi anak jika mulai terjadi gejala atau ciri-ciri gangguan belajar seperti yang telah disebutkan tadi. Jangan menganggap ciri-ciri yang anak alami adalah hal yang biasa dan mengabaikannya. Apabila terlambat ditangani, hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri anak di lingkungan sekolah dan membuatnya merasa depresi. Smart Parents dapat melakukan terapi kepada anak dengan bantuan profesional.
2. Membantu anak untuk terus belajar
Membantu anak terus belajar (Sumber: understood.org) |
Orang tua juga harus berperan aktif untuk membantu anak belajar membaca, bukan hanya guru di sekolah saja. Semakin sering anak membaca, maka kemampuannya pun akan semakin meningkat. Sediakanlah waktu untuk membaca buku bersama setiap malamnya dengan memilih buku-buku bacaan yang disukai anak. Biasakan anak untuk membaca buku dengan bersuara serta bermain tebak kata setelah kegiatan membaca selesai. Buatlah kegiatan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan supaya anak tidak mudah bosan.
3. Terapkan teknik belajar sesuai dengan kondisi anak
Sesuaikan teknik belajar anak (Sumber: megapolitan.kompas.com) |
Apabila anak berada di sekolah umum, Smart Parents bisa mendaftarkan anak ke tempat les khusus atau les privat untuk membantunya membaca. Sesuaikan jadwal les dengan perkembangan belajar anak. Jangan sampai jadwal belajarnya malah semakin padat dan membuat anak malas.
Tunjukan perhatian dan kasih sayang kepada anak dengan memuji serta mengapresiasi setiap kemajuan belajarnya. Beri anak kebebasan untuk melakukan berbagai hal yang disukainya, seperti bermain musik, olahraga, dan lainnya. Fasilitasi juga mereka dengan guru privat terbaik yang bisa membantunya lebih berkembang dari ruangles.
Sumber: https://blog.ruangguru.com/kenali-10-tanda-disleksia-pada-anak-usia-sekolah
0 komentar:
Posting Komentar