Tidak ada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan pula

Minggu, 11 November 2018

Are You The Next Hero?

November 11, 2018 Posted by Unknown No comments

Captain America, Iron man, Spiderman, Superman, Batman dan masih banyak lagi karakter superhero yang diidolakan anak-anak. Setiap masa pasti ada sosok pahlawan yang jadi idola. Mungkin kalo jamannya orang tua atau nenek dan kakek kita Gatot Kece eh salah Gatot Kaca yang saking hebatnya sampe bergelar otot kawat tulang besi. Widdiiih,, gimana musuh ga pilih pulang kampung.
Emang banyak anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun yang mengidolakan sosok superhero karna sosok tersebut begitu baik dan punya kehebatan yang mumpuni. Sampe-sampe saking ngefansnya ada loh orang yang sampe niru gaya, dari mulai kostum yang dipakai bahkan sampai ada yang rela ngeluarin uang banyak untuk merubah wajahnya supaya mirip dengan sosok pahlawan idolanya. Don’t ever try this yes..

Di Mana ada Penjajahan Di Situ ada Pahlawan

Hero atau Pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani. Secara manusiawi, kita pasti senang kepada orang yang baik, membela kebenaran, melindungi yang lemah. Jadi, ga heran kalo sosok hero di atas yang sebenarnya fiktif begitu diidolakan khususnya oleh anak-anak apalagi ditambah mereka memiliki kekuatan atau senjata yang digunakan untuk melumpuhkan atau melawan musuhnya.

Makanya kata pahlawan ngga selalu dipakai untuk mereka-mereka yang berjuang di medan perang aja. Misalnya kita sering dengar istilah pahlawan tanpa tanda jasa sebagai sebutan bagi seorang guru dimana mereka juga berjuang mendidik generasi. Terusnya ada lagi istilah pahlawan devisa sebagai sebutan bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Bahkan kita juga suka menyebut orang-orang yang berjasa di dalam kehidupan kita dengan sebutan “pahlawan” misalnya kepada Ibu yang telah begitu berjasa dari mulai mengandung, melahirkan, mengasuh bahkan mendidik kita. Kepada Ayah yang juga begitu berjasa sebagai pemimpin rumah tangga yang bertanggung jawab dan tentu ikut mendidik kita.

Teman, sedari kita Sekolah Dasar ibu dan bapak guru mengajarkan tentang bagaimana perjuangan para pahlawan dalam membela kebenaran, melawan ketidakadilan bahkan melawan penjajahan.

Sebut saja Pangeran Diponegoro yang terkenal karna memimpin perang sabil, perang melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa. Semangat Pangeran Diponegoro berkobar karna perjuangannya didukung tokoh-tokoh agama yang menginginkan tanah Jawa dipimpin oleh pemimpin yang mendasarkan hukumnya pada Syariat Islam.

Ada lagi Tuanku Imam Bonjol yang punya nama asli Muhammad Shahab. Beliau adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri.

Berikutnya nama yang pekikan takbirnya membakar semangat juang rakyat Surabaya untuk bertempur melawan kembalinya penjajah Belanda yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945. Dialah Sutomo yang lebih dikenal dengan Bung Tomo. Sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh heroik yang berjuang melawan ketidakadilan dan penjajahan, karna pada hakikatnya di dalam Islam ngga ada dan bahkan haram hukumnya berlaku sewenang-wenang apalagi menjajah suatu wilayah setelah itu sumber daya alamnya dieksploitasi.

Secara fitrah, manusia diciptakan oleh Allah memiliki ghorizatul baqa yaitu naluri untuk mempertahankan diri, keluarga termasuk wilayah tempat kita hidup dan tinggal. Maka ngga heran, dimana ada penjajahan pasti muncul para pejuang yang melawan penjajahan tersebut, bahkan mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Terjadinya perang bisa jadi tidak bisa dipungkiri.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Al Hajj : 39-40 “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”.

Itu kenapa, para pejuang di Nusantara ini begitu bersemangat berjuang melawan penjajahan, melawan kedzaliman.
Berjuang lillaah walau lelah

Setiap manusia, pada hakikatnya memiliki dorongan atau motivasi dari apa yang diperbuatnya. Kalau remaja jaman sekarang sering banget bilang “mager” alias males gerak, itu artinya remaja tersebut ngga punya dorongan atau motivasi perbuatan. Jangankan berjuang mati-matian, sekedar bergerak melakukan aktifitas berfaedah aja males. But, kamu yang lagi baca buletin kece ini insya Allah ngga akan mengidap penyakit “mager” ini. Karna apa? Karna dia paham kalau sekecil apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah jika semua dilakukan karna Allah dan caranya benar.

Ok deh, kita bahas emang apa aja sih yang bisa dijadiin motivasi. Pertama, motivasi materi (al quwwah al madiyyah) maksudnya seseorang berbuat sesuatu karna didorong ingin mendapatkan materi. Misalnya aja, mereka yang berperang karna ingin mendapatkan harta kekayaan. Atau kamu misalnya yang kalo belajar karna ingin dapat nilai bagus semata. Tapi yah.. yang namanya materi ngga selamanya bisa dijadikan motivasi dalam berbuat karna seandainya kita ngga mendapatkan yang kita inginkan kecewa mendalam dan ngga mau lagi untuk berbuat bisa jadi back to “mager”.

Kedua, motivasi moral atau emosional (al quwwah al ma’nawiyyah) kalau yang ini ketika perbuatan yang kita lakukan didorong oleh pengaruh emosional atau psikologis. Misalnya perlawanan seseorang karena merasa ditindas, merasa didzalimi, atau wilayah tempat tinggalnya dirampas. Atau misalnya kamu nih, yang semangat belajar karna merasa dilecehkan atau dibully akhirnya kamu belajar tekun untuk membuktikan kalau kamu bisa berprestasi. Tapi, lagi-lagi motivasi emosional ini juga tidaklah kuat dijadikan sandaran motivasi, karna yang namanya emosi atau psikologis bisa berubah-ubah.

Yang ketiga, motivasi spiritual (al quwwah ar ruhiyyah) motivasi ini lahir dari keyakinan dan kesadaran diri sebagai seorang hamba Allah yang menyandarkan segala perbuatannya pada perintah dan laranganNya. Motivasi ini adalah motivasi seumur hidup selama keimanan kepada Allah masih terpatri kuat di dalam diri. Inilah motivasi terkuat dan konstan yang bisa mengalahkan dua motivasi sebelumnya. Contohnya aja, para pahlawan yang berjuang di medan perang karna memang dihadapkan dengan musuh, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” TQS. Al Baqarah 190. Mereka jihad fii sabilillaah meski harus kehilangan harta bahkan jiwa sekalipun. Karna mereka berjuang lillaah (karna Allah).


Sama seperti kamu, kalau Allah atau pahala dan surga Allah kamu jadikan motivasi maka nilai bagus dan pengakuan sebagai anak berprestasi itu hanya bonus sehingga seandainya materi berupa nilai dan pengakuan ngga kamu dapatkan, semangat belajar kamu tetap akan membara.

Pahlawan atau Bukan?

Kembali bicara soal pahlawan, kita harus cermat ya Teman dalam menentukan apakah seseorang itu layak disematkan gelar pahlawan atau tidak.

Kamu pernah dengar nama Mustafa Kemal Attaturk? Ada sebagaian kalangan yang menganggapnya sebagai pahlawan, padahal Mustafa adalah seorang yahudi yang menyamar menjadi seorang muslim untuk menghancurkan Daulah Utsmani di Turki. Setelah Daulah Islam Utsmani dihancurkan, Mustafa Kemal langsung memimpin Turki dan mensekulerkan serta meliberalkan Turki seperti dihapuskannya nilai-nilai dan simbol-simbol Islam. Dilarangnya adzan, para wanitanya dilarang mengenakan hijab. Di akhir kisah hidup seorang Mustafa Kemal pun sungguh sangat mengerikan.

Berkebalikan dengan Mustafa Kemal Pasha Attaturk, ada seorang tokoh yang namanya justru dibuat menjadi sosok yang menakutkan padahal Dia adalah seorang pahlawan Islam dari Brazil. Pada abad ke XVI (1550 M), Islam mulai masuk ke Brazil. Saat itu, Portugis memasukkan orang-orang Afrika ke Brazil sebagai tenaga kerja. Mayoritas orang-orang Afrika itu beragama Islam.

Tahun demi tahun jumlah muslim di Brazil semakin banyak. Ketika posisi Islam di Brazil semakin menguat. Pasukan Salibis menghabisi mereka dan berusaha menghancurkan Islam hingga ke akar-akarnya. Namun, pada tahun 1643 tiba-tiba muncul seorang pahlawan Islam yang dengan gagah berani mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Brazil setelah sebelumnya bergerak mendakwahkan Islam ke berbagai penjuru Brazil dan mengajak para tokoh dan pimpinan di wilayah itu untuk masuk Islam.

Dan nama pahlawan itu adalah Zumbi Dos Palmares. Salibis mengira Islam di Brazil telah mati. Rupanya Zumbi telah menghidupkan Islam kembali di Brazil. Seketika Zumbi pun menjadi target oleh Salibis. Dan saat ini, nama Zumbi atau Zombie dimonsterisasi menjadi sosok yang menakutkan. Hayoo.. siapa yang suka menakut-nakuti adiknya dengan Zombie?

So, clear ya.. sebagai seorang remaja Muslim kita harus melek sejarah yang benar terlebih sejarah Islam. Apa yang tertuang di sepanjang Peradabannya, Islam telah begitu banyak memberikan khasanah yang luar biasa, dimana kita jadi tahu dan paham bagaimana Islam pertama kali datang dan didakwahkan oleh Rasulullah saw, tegaknya Negara Islam yang berawal dari Madinah lalu meluas menguasai 2/3 dunia, kemudian kita pun akan mengerti apa yang menyebabkan Islam dengan institusinya melemah dan sampai akhirnya hancur menjadi kurang lebih 50 negara kecil. Berhentikah kita? TIDAK.

Selanjutnya tugas dan kewajiban kitalah untuk menjemput bisyarah (kabar gembira) dari Allah dan RasulNya bahwa Islam akan kembali tegak dan Kaum Muslim akan bersatu. Dengan apa? Tentu dengan berjuang melalui ngaji dan dakwah kepada Islam sesuai tuntunan Al Qur’an dan Sunnah. Allahu Akbar!![]

Sumber: http://temansurga.com/buletin-teman-surga-037-are-you-the-next-hero/

0 komentar:

Posting Komentar